Friday, October 29, 2010

Nonton

Aku termenung menatap acara di box kecil 15 inci itu. Meratapi keadaan yang tidak mungkin aku ubah dengan kondisi kehidupanku seperti ini. 9 ditambah satu angka 0 yang sering aku tekan untuk memindahkan gambar bergoyang dilayarnya. Tapi sayang, mereka, para tuhan yang menggariskan kehidupan artis-artisnya terlalu sering mengajarkanku tentang suatu kehidupan yang salah.

Tidak, itu tidak salah menurut sebagian besar pecandu TV, itu merupakan hiburan tersendiri bagi mereka. Kondisi penayangan yang merusak pribadi mereka, cerita kecil atau panjang berbab-bab, bahkan mungkin lebih tua dari para pejuang kemerdekaan dulu.

Bukan, bukan lagi pendidikan yang bermoral yang ditayangkan. Semua yang aku lihat hanya kumpulan sampah yang dibanggakan oleh para penayangnya. Ini konspirasi, ini merupakan rekayasa para otak-otak udang pecinta Rupiah itu. Apapun dihalalkan? oh tentu tidak, mereka tidak menghalalkan segalanya, mereka hanya menghalalkan prosesi perusakan pribadi rakyat demi tumpukan kertas resmi itu.

Perasaan, ya, itu mungkin salah satu yang paling dibanggakan oleh penayang. Mereka berusaha menyakinkan penonton bahwa dunia ini benar-benar tidak adil. Dengan menunjukan ketidak adilan itu secara terang-terangan. Aku ingin bertanya pada hati mereka, hah... setidaknya jika mereka masih punya sedikit hati di balik jas berlogo stasiun TV itu. Masih kah mereka memikirkan hasil akhir dari perbuatan mereka?

Enggak lah, dosa-dosa dewasa yang diaplikasikan anak dibawah umur? itu bukan karena siaran TV dong. Itu semua karena kesalahan orang tuanya sendiri yang salah mendidik Anak.

Ya... aku tahu satu hal sekarang. Hal yang paling penting untuk mendidik anak adalah. Jangan biarkan mereka menikmati hiburan box pendidik kekejaman terbaik itu merajai pikiran mereka.

Seharusnya benda pencuci otak itu diberi label 'adult things', atau 'khusus orang dewasa'. Aku bosan, melihat kekerasan, pelecehan sexual, dan animasi dewasa yang di peranakkan itu terus mendidik anak bangsa menjadi pelacur.

No comments:

Post a Comment